My Thoughts, Life Updates, Photos, Writings

Monday, July 2, 2018

Tentang Juni


Aku kembali teringat tentang Juni, di mana hujan kata-kata begitu rinai dalam balutan puisi Sapardi. Ini tentang Juni, yang di dalam nya bulan pernah jatuh ke bumi, Ia tidak mati, hanya saja jatuh nya meluluhlantakkan pilar-pilar kisah yang ku bangun tanpa sedikitpun resah.

Disana aku pernah memelukmu, menjadikan mu satu-satu nya raga yang ku tuju, meneriakkan nama mu keras-keras agar kau tak pergi, menerobos rasi-rasi yang menertawai kenangan yang ku benci.
Aku menahan mendung, membendung agar tak lekas memuai turun menjadi bulir-bulir hujan. Namun, aku salah, kau terlampau hebat dari yang ku kira. Melangitkan luka diatas atap duka dan menjadikan nya hujan tanpa melewati mendung yang seharusnya ada.

Kau mungkin lupa; aku lah yang memapah mu kala luka menggelayuti kaki mu hingga kini kau mampu kembali berjalan: berlari kencang;pergi. Atau aku yang lupa bahwa hari ini yang terlihat tidak sesuai ekspektasi. Orang seperti mu tidak akan pernah sadar akan nadi yang telah kau buat bergetar, terlebih mau peduli akan hati yang telah kau buat menanti. Hati yang mudah tergoda paras dengan paket spesial senyum manis tatap sayu. Hati yang mudah gembur oleh berjuta keriangan yang kau titipkan lewat rintik hujan, menyatu sempurna dengan degup jantung yang kehilangan irama.

Kini Juni hanyalah kurusetra diantara mayat-mayat harap bergelimpangan. Bersama sesak dan degup jantung yang meracau tak beraturan, bahagia menjelma pemakaman tanpa nama.
Kini hujan yang rintik menitik di bulan Juni tak lebih tabah dari air mata yang lumpuh atas kabar bahagia mu. Segala kata 'mati saja' berkamuflase menjadi doa bahagia yang ku dermakan atas kisah baru mu. Kau mungkin lupa, situasi yang menyakitkan mampu berubah lewat kata-kata. Hingga nanti nya kau berganti menerka kemungkinan dari kenyataan setelah berpijar nya rindu dalam terbit kehilangan.


Jakarta, 10 Juni 2018